Tahukah kalian salah satu makanan nusantara bernama tapai singkong? Makanan berbahan dasar singkong yang difermentasikan ini kerap menjadi camilan, oleh-oleh bahkan bahan dasar untuk olahan-olahan kue dan jajanan. Orang awam sering mengira bahwa tapai singkong ini sama dengan peyeum di Jawa Barat karena memang sama-sama terbuat dari singkong dan difermentasikan.
Mereka mengira bahwa tapai singkong dengan peyeum sekadar beda penyebutannya saja. Padahal tapai singkong dan peyeum ini berbeda, loh! Apa ya perbedaannya? Yuk kita simak penjelasannya berikut ini.
Memang ada persamaan antara kedua camilan fermentasi tersebut yakni dari bahan dasarnya, yaitu ubi kayu atau singkong. Singkong yang biasa diolah menjadi tapai adalah singkong manis yang berwarna putih atau kuning. Beberapa orang beranggapan bahwa tapai singkong kuning lebih enak daripada singkong putih. Karena singkong kuning dagingnya lebih halus tanpa ada serat-serat yang kasar.
Nah, perbedaannya yakni tapai singkong biasanya tidak lebih tahan lama dibanding peyeum karena cepat sekali berair. Peuyeum lebih tahan lama karena kurang berair. Ditinjau dari segi rasa manis, tapai singkong lebih manis dibandingkan peuyeum. Selain itu perbedaan lainnya adalah cara pembuatannya.
Cara pembuatan tapai singkong yaitu pertama-tama singkong tanpa kulit yang sudah bersih dikukus hingga matang (sekitar 30 menit), didinginkan, dan ditaburi bubuk ragi. Banyaknya, satu gram setiap kilogram bahan. Fermentasi biasanya dilakukan di dalam keranjang bambu yang diberi alas daun pisang dan dilakukan pada suhu ruang selama 2-3 hari. Lama pengukusan singkong dan lama fermentasi sangat dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat setempat.
Di Jawa Tengah, tekstur tapai yang sangat disukai adalah tapai yang agak lembek. Di Jawa Barat lebih disukai tapai yang kering dan agak keras. Dalam pembuatan peuyeum, biasanya singkong dibiarkan utuh, hanya dipotong di bagian pangkal dan ujungnya, kemudian dikupas.
Setelah dicuci dan direndam sebentar, singkong utuh tersebut direbus di air mendidih hingga setengah masak. Setengah masak artinya sudah enak dimakan, tetapi belum lunak betul dan belum pecah-pecah. Dalam proses peragian, ragi dilumurkan di seluruh permukaan singkong dengan ukuran dua kali lebih banyak dibandingkan ragi untuk pembuatan tapai.
Pada akhirnya, cara pembuatan yang unik itulah yang menentukan bedanya sifat antara peuyeum dan tapai singkong. Bahkan, peuyeum juga bersifat lebih keras dan lebih awet dibandingkan tapai singkong biasa sehingga dapat diikat dan digantung. Itulah sebabnya peuyeum sering juga disebut sebagai tapai gantung.